5/08/2013

System File Pada Solaris

Filled under:

Sejarah Solaris
Oracle Solaris, sebelumnya dikenal sebagai Sun Solaris merupakan sebuah sistem operasi keluarga Unix yang sebelumnya dikembangkan oleh Sun Microsystems Inc. Sun Microsystem menggantikan Sun OS sebelumnya yang telah ada pada tahun 1993. Setelah proses akuisisi Sun oleh Oracle pada bulan januari 2010, Solaris menjadi lebih dikenal sebagai Oracle Solaris. Sistem operasi Solaris dikenal secara luas karena skalabilitas yang dimilikinya, utamanya pada sistem komputer berbasis SPARC, dan sejumlah fitur-fitur inovatif yang dibawanya seperti DTrace, ZFS (Zettabyte File System), dan Time Slider. Sistem operasi ini dapat dijalankan di atas prosesor x86 baik 32bit atau 64bit (berbasis instruksi Amd64), serta prosesor SPARC baik yang diproduksi oleh Sun ataupun Fujitsu. Solaris terdaftar sebagai sistem operasi yang kompatibel dan memenuhi spesifikasi Single Unix Specification.
Solaris dalam sejarahnya dikenal sebagai perangkat lunak yang dikembangkan berbasis kode sumber tertutup, kemudian pada bulan Juni 2005 Sun Microsystem merilis sebagian besar basis kode di bawah lisensi CDDL dan mendirikan proyek sumber terbuka OpenSolaris. Melalui OpenSolaris Sun ingin membuat sebuah komunitas pengembang dan pengguna atas sistem operasi tersebut. Setelah Oracle melakukan akuisisi Sun Microsystem pada bulan Januari 2010, Oracle memutuskan untuk menghentikan distribusi OpenSolaris dan model pengembangannya. Atas keputusan oracle tersebut, komunitas OpenSolaris kemudian menanggapinya dengan membuat turunan distribusi OpenSolaris melalui proyek OpenIndiana yang merupakan bagian dari yayasan Illumos. Namun meski demikian, di mulai dari rilis Solaris 11, pembaruan atas kode-kode sumber Solaris akan tetap didistribusikan oleh Oracle dibawah lisensi CCDL setelah versi penuh biner dirilis. Oracle juga akan memulai program mitra teknologi seperti yang telah dilakukan pada produk-produk oracle lainnya dengan nama Oracle Technology Network (OTN) yang memberikan akses serta izin atas kode sumber solaris yang tengah dikembangkan kepada para mitra bisnis.

Sistem file pada Solaris menggunakan system file ZFS (ZettaByte File System) system file ZFS Solaris merupakan sistem file baru revolusioner yang mengubah secara fundamental bagaimana melakukan administrasi sistem file. ZFS memiliki fitur-fitur dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh sistem file yang ada sekarang. ZFS Solaris didisain sebagai sistem file yang handal, skalabilitas tinggi dan administrasi yang sederhana.

Fitur-fitur Dalam Solaris
Solaris OS memiliki fitur banyak yang menjadikan Solaris OS bisa digunakan untuk skala penggunaan yang besar, dari penggunaan untuk desktop atau laptop sampai ke penggunaan dalam skala enterprise untuk database dengan tingkat availability yang tinggi. Fitur- fitur Solaris OS diantaranya :

ZFS
ZFS menyajikan model penyimpan ter-pool yang secara lengkap menghilangkan konsep volume dan masalah-masalah terkaitnya seperti partisi, provisioning, lebar-pita yang terbuang dan penyimpan yang dan strdaned storage. Ribuan sistem file dapat dibuat dari pool penyimpan bersama, masing-masing sistem file mengkonsumsi hanya ruang yang dibutuhkannya saja. Lebar-pita gabungan semua perangkat di dalam pool tersedia untuk semua sistem file setiap saat. Semua metadata di disk secara dinamis dialokasikan.
ZFS menggunakan mekanisme "copy-on-write" untuk semua operasi I/O. Ini artinya, ketika dilakukan perubahan data, semua perubahan data (dan meta-data) disalin. Setelah penyalinan lengkap, perubahan yang dilakukan telah konsisten. Jika sistem mengalami kegagalan atau masalah, data orisinal masih dapat ditemukan. Ini meniadakan kebutuhan terhadap journalling/logging, dan menjalankan fsck.
ZFS backups dan restore menggunakan snapshots. Tidak ada pembatasan praktis banyaknya snapshot, file, sistem file, atribut file, direktori, perangkat, atau penyimpan data. (Terdapat limit, tetapi secara umum adalah 2**48 atau lebih). ZFS menggunakan teknik pipelining (mirip dengan CPU pipelining), caching, dan pre-fetching.

DTrace
DTrace adalah piranti yang secara dinamis merunut aplikasi dan kernel. DTrace dapat merunut semua hal yang dilakukan oleh aplikasi, dari tingkat pengguna ke dalam kernel dan kembali ke tingkat pengguna.
DTrace dapat digunakan untuk:
Debugging – Dengan DTrace, dapat diketahui rutin-rutin apa yang sedang dipanggil, argumen dan nilai balik dari setiap fungsi-fungsinya.
Analisa Kinerja– Dengan DTrace, dapat diamati dimana aplikasi banyak menggunakan waktunya dan berapa lama. Digunakan untuk menggali lebih dalam dan menemukan penyebab utama masalah kinerja.
Observabilitas – DTrace membantu pemahaman terhadap sistem. Dapat diketahui siapa yang memanggil sebuah fungsi dan fungsi-fungsi lain apa yang dipanggil oleh satu fungsi tertentu yang sedang dipanggil.
Jangkauan Kode (Code Coverage) – Sebagai piranti pengetes, DTrace digunakan untuk mengetahui apakah sebuah fungsi dipanggil dan dimana.

Manajemen Kegagalan
The Fault Management framework (FMA) adalah fitur baru Solaris yang memungkinkan sistem secara aktif mencegah, mendiagnosa, dan memulihkan dari kegagalan. Administrator disajikan interaksi terbimbing ketika campur-tangan diperlukan untuk menangani kegagalan. FMA juga mencoba mengisolasi masalah sehingga kegagalan tidak mempengaruhi keseluruhan sistem. Tersedia berbagai API program penggerak perangkat untuk penanganan kegagalan.

Time Slider Snapshot Managementtime-slider-snapshot-large
Time Slider Snapshot Management dapat mem-back up dengan cepat direktori dari pengguna dengan fitur "new snapshot management" pada "Time Slider". Mengambil snapshot manual dengan klik mouse, dan kembali ke beberapa saat lagi. Slider waktu sekarang dibandingkan mudah digunakan, dengan meningkatkan integrasi file manager dengan kemampuan snapshot untuk melihat file dan folder tertentu.

Zona (Zones)
Zona mengimplementasikan sebuah abstraksi sistem operasi yang memungkinkan beberapa aplikasi berjalan secara terisolasi satu dengan lainya di perangkat keras fisik yang sama. Misalnya, sebuah sistem dapat memiliki sebuah zona pengembangan, sebuah zona pengetesan dan sebuah zona produksi. Semua zona berjalan di satu kernel. Tidak ada kernel yang terpisah untuk setiap zona. Masalah di kernel dapat mempengaruhi semua zona.

Multimedia dengan Codeina dan Elisacodeina-large
Codeina adalah utilitas untuk memungkinkan pengguna untuk menginstal plugin tambahan media. GStreamer berbasis aplikasi media akan autodeteksi saat pengguna mencoba untuk memutar file media yang terdapat dari plugin tersedia secara on-line Fluendo , dan akan ada beberapa langkah di dalam proses men-download dan menginstal plugin. Beberapa plugins yang gratis dan ada pula yang berbayar. Perlu diketahui bahwa Fluendo plugin GStreamer hanya bekerja dengan aplikasi berbasis seperti Rhythmbox, Totem, Songbird, dan Elisa. Perlu diketahui bahwa beberapa pemutar media (seperti RealPlayer) tidak mendukung plugin berbasis GStreamer atau codeina.

Track Your Timetime-tracker-large
Aplikasi tracking panel baru telah ditambahkan untuk membantu pengguna. Sangat mudah untuk membuat jadwal aktivitas. Time trackter mengijinkan Anda untuk mengubah aktivitas, melihat jadwal grafik aktivitas mingguan dan bulanan untuk melihat dimana Anda menghabiskan kebanyakan waktu Anda.

1 comments:

Tika said...

Terima kasih atas ilmunya. Sangat bermanfaat.